Selasa, 14 Juli 2009

Yogyakarta


Dari puncak plawangan
Disisi selatan gunung merapi
Kupandang Yogyakarta
Disela tetesan hujan gerimis

Kulihat ada kedamaian
Kesederhanaan dan keluguan
Meskipun aku tau
Banyak cibiran untukmu

Biarlah!
Aku tak perduli
Aku tetap mencintaimu
Aku selalu merindukanmu
Aku sedih berpisah denganmu

share facebook

Kebahagian Sejati

Cinta, belum berarti
Manakala ia mengikat hati
Kebebasan, takkan berarti
Manakala ia lepas kendali
Kebahagian, jadi tak berarti
Manakala tersesali kepergiannya
Kebahagian sejati.......
Hanya ada dalam hati
Hati yang sadar akan dirinya.

share on facebook

Purnama Sidi


Disela semilirnya angin malam
Berhembus dari Tangkuban prau
Terdengar serak burung malam
Mengigau dipucuk pohon randu

Awan merah jambu
Bergelantungan dibatas cakrawala
Menatap rembulan tua
Mengharap pancaran sinarnya

Semburat malas wajah purnama
Terhimpit keresahan mega mendung
Mencari-cari celah untuk tersenyum
Menyibak tirai keresahan jiwa

Setapak kaki perjalan hidup
Berangsur meninggalkan kehidupan
Berjalan kealam maya nan nyata
Tak akan ada rasa sesal
Dalam jiwa nan tenang

Firasat


Saat lelap dalam buaian mimpi
Selintas angan semu menerpa
Sekilas senyuman mencipta janji
Penantian yang akan terhenti
Tersentak dikeheningan suasana
Firasat batin berkata, bukan!
Hanya teriakan memanggil
Sebuah harapan telah luluh
Bersama tetes-tetes peluh
Bersimpuh dihadapan-NYA
Bertanya-tanya akan sabda-NYA
Benarkah ini garis kehidupannya.

Ajaran-MU


Rabbi, Kau ajari aku
Pelajaran tentang kehidupan
Rabbi, Kau ajari aku
Pelajaran tentang keikhlasan
Rabbi, Kau bimbing aku
Berjalan menuju Kehadlirat-MU
Rabbi, Kau buka bashirahku
Untuk merenungi ke-Agungan-MU
Tak perlu aku berteriak-teriak
Agar suaraku menembus langit ke tujuh
Untuk berbicara dengan-MU
”Aku dekat, lebih dekat dari nadi lehermu”
Rabbi, aku ingin selalu bersama-MU
Aku ingin tenggelam dalam kuasa-MU
Aku ingin menyelam di luasnya Cinta Kasih-MU
Rabbi, terimalah aku
Bimbinglah jiwaku, untuk kembali kepada-MU.

Maruta


Larut sudah jalan ini
Bergeser dari masa ke masa
Menembus lorong-lorong tirani
Menghujam ke dasar bumi
Melunturkan segala angkara
Menumbuhkan jiwa derma
Melalui delapan unsur kebenaran
Bersinar bagaikan mutiara
Dalam gelapnya malam pekat
Oleh terpaan kilauan mata hati
Hati yang memantulkan Cahaya
Cahaya Sang Maha Suci
Demikianlah adanya
Wahai, putaran roda hidup
Garis hidup hanya tergores sekali
Tak’an kembali ke awal kehidupan.

Anak Lanang


Ngger… anakku
Jangan berkhayal kau
Tentang cinta
Jangan bermimpi kau
Tentang kebanggaan
Jangan melamun kau
Tentang kenikmatan

Ngger... anakku
Mari kuajari kau
Tentang kecintaan
Tentang kebanggaan
Tentang kenikmatan

Dengar! Ngger...anakku
Cintailah Tuhanmu melebihi segalanya
Banggakan orangtua-mu
Dengan keutamaan ahlakmu
Carilah kenikmatan hidup
Dengan menjaga keseimbangan
Jiwa sucimu....

Ngger anakku....
Itu warisan dariku
Jagalah itu, cah bagus
Semoga Tuhan berkenan kepadamu
Dan menjadikanmu manusia mulia.
[amin]

share on facebook

Kamis, 09 Juli 2009

BUNGA LOTUS


Jika kau bertanya padaku
Seberapa besar cintaku
Dan seberapa dalam kasihku
Padamu

Maka hanya kebisuan dan keheningan
Yang akan kau dengar dari bibirku
Sebab aku bukanlah pengobral cinta
Yang setia mengumbar kata-kata.

Jika kau ingin melihat cinta
Datanglah kau didekatku
Tataplah mataku dalam-dalam
Sentuhlah hatiku dengan hatimu

Maka kau akan melihat cinta
Yang tak sempat kusampaikan lewat kata
Sebab cinta hanya bisa dirasakan
Dengan kesetian dalam pengorbanan.

Mendekatlah padaku, Genggamlah jemariku
Akan kubuktikan kesetiaan dan ketulusanku
Dengan perbuatan nyata, dan
Bukan dengan bualan kata-kata semata.

share on facebook